Sebuah
survey dilakukan oleh oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development), yaitu sebuah organisasi ekonomi yang menganut sistem pasar bebas. Hasil survey yang OECD lakukan ini
berdasarkan pada hasil tes di 76 negara yang menunjukan hubungan antara
pendidikan dan pertumbuhan ekonomi.
Direktur
pendidikan OECD, Andreas Schleicher mengatakan bahwa ini pertama kalinya mereka
mengadakan skala global dalam menilai kualitas pendidikan. “Ide ini untuk
memberikan lebih banyak negara, kaya dan miskin, untuk membandingkan diri
terhadap para peminpin pendidikan di dunia, untuk menyadari kekuatan dan
kelemahannya, dan untuk melihat apakah keuntungan ekonomi jangka panjang dari
peningkatan kualitas di sekolah bisa untuk mereka,” tambah Andreas.
Analisis
yang digunakan oleh OECD berdasarkan pada hasil tes matematika dan ilmu
pengetahuan. Mereka menggunakan standar global yang lebih luas menggunakan tes
PISA. Tes PISA merupakan studi internasional tentang prestasi membaca,
matematika dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun. Indonesia sendiri telah
ikut tes ini sejak tahun 2000.
Berikut ranking pendidikan
tahun 2015 dari OECD, dari 76 negara yangg berpartisipasi dalam tes PISA tahun
2015 :
Agak sedih melihat Indonesia hanya berada diurutan 69 dari 76 negara yang ikut dalam PISA, dan jauh tertinggal dari beberapa negara tetangga kita seperti Malaysia dan Singapura. Namun tentunya kita tidak boleh putus semangat untuk memperbaiki kualitas pendidikan di negara kita. Pemerintah melalui kemdikbud sebagai penentu arah kebijakan pendidikan di negara kita diharapkan dapat lebih peka dan responsif dalam membaca tantangan ke depan. Dan tentunya dapat menyusun rumusan rumusan pendidikan yang tepat dan dapat diimplementasikan di lapangan, dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia di negeri kita tercinta ini.
0 comments:
Post a Comment