Cara membuat karangan narasi tidak terlalu sulit karena karangan jenis ini bisa diambil dari pengalaman pribadi sang penulis, sering kali dalam bentuk cerita. Ketika sang penulis mengungkapkan apa yang ada dipikirannya maka harus bisa untuk memasukkan semua konvensi cerita: plot, tokoh, setting, klimaks, dan akhir cerita. Karangan narasi harus sesuai alur sehingga dapat membuat pembaca merasakan langsung dari cerita yang dibaca tersebut.
Sebelum membuat karangan narasi, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan yaitu:
- Diceritakan dari sudut pandang tertentu.
- Membuat dan mendukung suatu sudut pandang.
- Diisi dengan detail yang tepat.
- Menggunakan kata kerja yang jelas.
- Menggunakan konflik dan urutan cerita.
- Dapat menggunakan dialog.
Tujuan dari karangan naratif adalah untuk menggambarkan sesuatu. Banyak siswa beranggapan bahwa karangan narasi seperti dalam pembuatan makalah. Sementara informasi dalam karangan ini adalah dasar untuk bentuk lain dari menulis. Contoh karangan narasi adalah sebuah “buku catatan kegiatan kerja” yang tidak hanya sebgai buku catatan biasa, tetapi juga mencakup karakter, tindakan mereka, plot dan beberapa adegan yang terjadi selama kegiatan berlangsung. Artinya, itu adalah gambaran tentang “apa yang terjadi di buku itu”.
Sebuah karangan naratif menceritakan apa saja yang dialami oleh penulis, baik apa saja yang terjadi disekitarnya. Bisa tentang cinta, masyarakat, lingkungan dan sebagainya. Dengan kata lain, karangan narasi sering menggambarkan tujuan penulis atau sudut pandang yang kemudian diekspresikan melalui buku atau artikel.
Untuk membuat karangan narasi, dimulai dengan pemilihan masalah. Setelah masalah dipilih, penulis harus menjaga tiga prinsip dalam pikiran.
1. Jangan lupa untuk melibatkan pembaca dalam cerita. Adalah jauh lebih menarik untuk benar-benar menciptakan sebuah insiden untuk pembaca daripada hanya menceritakan tentang hal itu.
2. Cari generalisasi, yang mendukung cerita. Ini adalah satu-satunya cara pengalaman pribadi sang penulis akan mengambil makna bagi pembaca. generalisasi ini tidak harus meliputi umat manusia secara keseluruhan, yang dapat perhatian penulis, pria, wanita, atau anak-anak dari berbagai usia dan latar belakang.
3. Ingat bahwa meskipun komponen utama dari narasi ceritanya, rincian harus hati-hati dipilih untuk mendukung, menjelaskan, dan meningkatkan cerita.
1. Jangan lupa untuk melibatkan pembaca dalam cerita. Adalah jauh lebih menarik untuk benar-benar menciptakan sebuah insiden untuk pembaca daripada hanya menceritakan tentang hal itu.
2. Cari generalisasi, yang mendukung cerita. Ini adalah satu-satunya cara pengalaman pribadi sang penulis akan mengambil makna bagi pembaca. generalisasi ini tidak harus meliputi umat manusia secara keseluruhan, yang dapat perhatian penulis, pria, wanita, atau anak-anak dari berbagai usia dan latar belakang.
3. Ingat bahwa meskipun komponen utama dari narasi ceritanya, rincian harus hati-hati dipilih untuk mendukung, menjelaskan, dan meningkatkan cerita.
Dalam menulis esai naratif Anda, menjaga konvensi berikut dalam pikiran.
- Narasi umumnya ditulis dalam orang pertama, yaitu, dengan menggunakan aku atau saya. Namun, orang ketiga (dia, dia, atau itu) juga bisa digunakan.
- Narasi mengandalkan beton, rincian sensorik untuk menyampaikan maksud mereka. Rincian tersebut harus membuat efek, bersatu kuat, kesan dominan. Informasi lebih lanjut tentang penggunaan rincian spesifik tersedia pada halaman lain.
- Narasi, sebagai cerita, harus mencakup konvensi cerita ini: plot, termasuk setting dan karakter, klimaks, dan akhir sebuah.
sangat bermanfaat....
ReplyDeleteberguna sekali infonya
ReplyDelete