Sejarah Kota Jakarta

Pada zaman kerajaan Hindu Pajajaran, daerah Jakarta bernama Sunda Kelapa. Sunda Kelapa adalah kota pelabuhan. Banyak kapal kapal dagang singgah di pelabuhan Sunda Kelapa. Para pedagang datang dari Palembang, Makassar, Madura, dan Demak. Melalui pelabuhan ini banyak barang dikirim ke luar negeri. Barang-barang itu misalnya lada, beras, emas, sayur-sayuran, dan hewan potong.
Keramaian Sunda Kelapa menarik bangsa Portugis. Mereka mulai menduduki Sunda Kelapa pada tanggal 21 Agustus 1522. Para pedagang Portugis mulai membuat benteng.
Kemudian mereka mau menguasai Sunda Kelapa. Pada masa ini Bangsa Portugis diserang pasukan Kerajaan Demak. Penyerangan dipimpin oleh Fatahillah. Fatahillah berasal dari Kerajaan Samudra Pasai yang berdiri di Aceh. Ia baru kembali dari Mekkah. Ia memperdalam agama Islam di sana. Sesampai di tanah air ia sangat sedih. Tanah airnya diduduki bangsa asing. Bangsa asing itu adalah Bangsa Portugis. Niatnya mengusir Bangsa Portugis semakin kuat. Namun, Fatahillah tidak langsung menyerbu Sunda Kelapa. Mula-mula, ia pergi ke Banten. Di Banten, Fatahillah menyebarkan ajaran Islam. Ia tidak lama di Banten. Kemudian ia pindah ke Demak (Jawa Tengah)
dengan maksud sama. Makin lama, kedudukan Fatahillah makin kuat. Akhirnya, ia memimpin pasukan Demak menyerbu Portugis. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 Pasukan Demak tidak gentar menghadapi musuh. Pertempuran hebat terjadi di pantai. Pasukan Demak berjuang dengan gagah
berani. Mereka berjuang sampai titik darah penghabisan. Setiap jengkal tanah mereka pertahankan. Semangat untuk mengusir penjajah dari tanah air membakar dada pasukan kerajaan Demak.Akhirnya, pasukan Fatahillah menang. Portugis meninggalkan Sunda Kelapa. Kemudian Fatahillah berkuasa di Sunda Kelapa. Sejak itu, nama Sunda Kelapa diubah menjadi Jayakarta. Nama Jayakarta berarti kemenangan yang sempurna. Nama itu dipakai untuk mengenang kemenangan tentara Demak atas bangsa Portugis. Kemudian,
tanggal 22 Juni 1527 ditetapkan sebagai hari lahir kota Jakarta. Nama Fatahillah sendiri diabadikan menjadi nama museum di Jakarta.Pada masa penjajahan Belanda Jayakarta berganti nama menjadi Batavia. Sejak awal abad ke-20, Batavia menjadi pusat kekuasaan Belanda. Batavia dikuasai Jepang pada tanggal 9 Maret 1942. Sejak itu, nama Batavia diganti menjadi Jakarta sampai sekarang ini.

3 comments: