Belajar IPA dari alam

Selama ini banyak loh pelajar yang berpikiran bahwa belajar IPA itu sulit. Mereka, misalnya, menganggap IPA itu begitu berat untuk dipelajari, terlalu banyak rumus dan banyak hitungan, dan sebagainya. Atau ada yang berpikiran pelajaran IPA hanya untuk orang-orang yang pintar saja. Bahkan ada baru mendengar namanya saja sudah takut duluan. Benar tidak?
Padahal, dalam kehidupan sehari-hari banyak loh gejala atau peristiwa alam yang berhubungan dengan pelajaran fisika dan bisa dipelajari dengan begitu menarik. Jika kamu rajin mengamatinya kamu bisa menyingkap rahasia alam yang begitu banyaknya ini loh.
Kamu tentu ingat dong dengan hukum grafitasi?
Hayo siapa yang menemukannya? Ya betul, Sir Isaac Newton. Ia adalah ilmuwan Inggris yang begitu terkenal. Satu cerita yang menarik, pada awalnya dia dianggap kurang pintar dengan prestasi yang rata-rata saja, sehingga ibunya membawanya pulang dari sekolah. Ibunya menganggap anaknya itu lebih cocok untuk mengurusi peternakan di tempat tinggalnya. Untungnya, pamannya melihat potensi Isaac dan menyerankan agar keponakannya itu dikirim kembali ke sekolah untuk mempersiapkan diri masuk ke universitas. Ia kemudian masuk kuliah di Cambridge.
Satu kebiasaannya, ia sejak kecil suka merenungkan hal-hal yang menarik minatnya. Setelah jadi sarjana pun ia masih demikian. Suatu hari, ia duduk di bawah pohon apel. Pada saat itu, sebuah apel jatuh saat ia sedang merenung. Ia memandangnya dengan keheranan. Dalam pikirannya ia bertanya, mengapa apel itu tidak jatuh menyamping atau ke atas, kenapa selalu saja jatuh ke pusat bumi? Ia yakin, alasannya pasti karena ada gaya yang tarik yang mengarah ke pusat bumi. Dan pusat gaya tarik itu pastilah di pusat bumi.
Dari sinilah, lahir hukum grafitasi newton itu, sebuah penemuan yang besar dari ketidaksengajaan. Sesuatu peristiwa yang dianggap sepele ternyata tidak selamanya kurang berarti. Jatuhnya apel dari pohonnya, ternyata berperan dalam lahirnya hukum grafitasi yang begitu universal. Penemuan ini, beserta banyak penemuan lain di bidang sains yang tidak disengaja, bisa kamu baca pada buku Serendipity, yang dikarang oleh Dr. Royston M. Roberts, terbitan Pakar Raya.
Nah kembali ke pelajaran IPA tadi, dari contoh diatas dapatlah diambil pelajaran, bahwa ilmu pengetahuan itu dapat juga didapatkan dari pengamatan terhadap peristiwa dan gejala alam. Bahkan juga dariketidak sengajaan.
Memang, para ilmuwan sejak dahulu kala, mereka sangat ulet mengamati serta memikirkan tentang gejala dan peristiwa alam. Saat mendapati pertanyaan yang belum terjawab, selalu saja mereka pikirkan. Hasil pengamatan dan berpikir itu kemudian diturunkan menjadi teori atau hukum-hukum yang menjadi landasan dalam ilmu fisika. Hasil pemikiran mereka itu kemudian banyak yang dibukukan dan dipelajari kembali oleh para penerus mereka, termasuk kita saat ini.
Para pemikir itu lakukan itu memang tanpa paksaan, bahkan mereka sangat menyukainya. Prinsipnya belajar tanpa keterpaksaan dan tanpa memandang umur. Mereka juga tidak terikat pada sekolah, diluar itupun tetap belajar. Artinya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak hanya didapatkan lewat sekolah saja dan tidak dibatasi oleh umur. Dari alam pun mereka bisa belajar.
Bagaimana dengan kamu saat ini, bisakah menemukan hal-hal baru? Ya tentu saja bisa. Hanya saja banyak loh para pelajar yang terjebak pada sebuah rutinitas bahwa belajar IPA itu hanya didapatkan dari kelas saja. Pelajaran IPA jadi sesuatu yang menakutkan dan tidak menyenangkan.
Karena itu, jika ingin menguasai IPA, atau semua pelajaran, terlebih dahulu kamu harus menjadikannya sebagai sahabat. Belajarlah untuk menyukainya dan
jangan menganggapnya sebagai beban. Mencintai pelajaran IPA ini bisa dengan jalan sering belajar dan mengamati alam ini. Belajar juga bisa sambil bermain di alam bebas. Diskusi tentang peristiwa dan gejala alam kemudian dikaitkan dengan pelajaran IPA. Atau kamu bikin penelitian sederhana dengan melakukan pengamatan di sekeliling sekolah atau rumahmu.

0 comments:

Post a Comment